Kisah Nenek Pemungut Daun

Suatu hari Kyai Zawawi Imron bercerita. Alkisah di Pulau Madura hidup seorang nenek yang sehari-hari bekerja sebagai penjual bunga. Nenek ini mempunyai suatu kebiasaan yang terbilang unik. Setiap selesai menunaikan salat di masjid, ia selalu mengumpulkan daun-daun yang berserakan di halaman masjid. Satu persatu daun-daun tersebut dipungutinya dengan jari-jari tangannya yang telah keriput. Daun-daun yang telah dipungut kemudian dipindahkannya ke tempat sampah.

Rupanya tingkah laku sang nenek mengundang iba jamaah masjid yang lain. Tanpa sepengetahuan sang nenek penjual bunga, mereka membersihkan halaman masjid itu tanpa sehelai daun pun tersisa. Mereka berpikir, tentu sang nenek akan senang karena kini halaman masjid telah bersih. Hingga sang nenek tak perlu berpayah-payah untuk memunguti satu persatu daun-daun yang berguguran mengotori halaman masjid.

Selepas menunaikan salat berjamaah, si nenek tertegun dan menangis di sudut masjid. Ia menangis melihat tak ada lagi daun-daun yang dapat dipungutnya. Para jamaah mencoba menghibur dan menanyakan mengapa ia begitu bersedih. Namun, nenek tua itu tetap menangis dalam kebisuannya.

Seorang Kyai imam masjid yang disegani akhirnya mengajak sang nenek bercerita. Nenek tersebut mau menceritakan alasan mengapa ia bersedih, tetapi sang imam masjid harus berjanji tentang dua hal. Pertama, hanya kyai imam masjid itu yang berhak mendengarkan rahasianya. Kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang nenek tersebut sudah meninggal dunia, kita dapat menyimak rahasianya.

Saat itu dengan mata berkaca-kaca sang nenek bertutur pada Pak Kyai, “Saya ini orang bodoh, Pak Kyai. Mungkin sekali saya tidak benar dalam menjalankan amal-amal kecil saya. Saya tidak mungkin selamat pada hari kiamat kelak tanpa syafaat Nabi Muhammad saw. Setiap kali saya memungut sehelai daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah saw. Kelak bila saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya.”
***


0 Response to "Kisah Nenek Pemungut Daun"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel